Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Pedagang Bakso dengan Penggunaan Boraks dan Formalin pada Bakso di Wilayah Kecamatan Arahan Kabupaten Indramayu Tahun 2023
DOI:
https://doi.org/10.31943/afiasi.v8i2.288Abstract
ABSTRAK
Penggunaan Boraks di Indonesia, seperti yang dinyatakan oleh surveilans Keamanan Pangan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI tahun 2009 bahwa penggunaan bahan toksik di Indonesia telah mencapai 8,80%. Pada Wilayah Tangerang juga ditemukan sebanyak 25 sampel bakso positif mengandung Boraks (25%) dan rata-rata kandungan boraksnya adalah 806,86 mg/kg.
Untuk mengetahui Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Pedagang Bakso Terhadap Kandungan Boraks dan Formalin Pada Bakso Di Wilayah Kecamatan Arahan Kabupaten Indramayu Tahun 2023.
Metode: Jenis penelitian ini adalah Kuantitatif Analitik dengan menggunakan desain pendekatan cross sectional. Sampel terdiri dari 41 responden . Pengukuran pengetahuan, sikap, dan kandungan boraks dan formalin dengan menggunakan kuesioner dan uji test kit. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji Fisher's Exact Test.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh responden dengan pengetahuan baik sebanyak 35 (31,6%) dengan penggunaan boraks sebanyak 1 (4,4%), dan responden dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 5 ( 1,2%) dengan penggunaan boraks sebanyak 4 (6%),p value (0,000). responden dengan pengetahuan baik dengan penggunaan formalin sebanyak 1 (2%), dan responden dengan pengetahuan kurang baik penggunaan formalin sebanyak 1 (1,8%), p value (0,232). Kemudian responden dengan sikap positif sebanyak 34 (82,9%) dengan penggunaan boraks sebanyak 0 (4,1%), dan responden dengan sikap negatif sebanyak 7 (17,1%) dengan penggunaan boraks sebanyak 5 (9%), p value (0,000). responden dengan pengetahuan positif dengan penggunaan formalin sebanyak 0 (1,7%), dan responden dengan sikap negatif dengan penggunaan formalin sebanyak 2 (3%) p value (0,26).
Masih ada pedagang bakso yang menggunaan boras dan formalin, dengan tingkat pengetahuan dan sikap sebagian besar baik dan positif. Kemudian terdapat pengaruh antara pengetahuan dan sikap dengan penggunaan boraks dan formalin.
Harapan untuk puskesmas mengadakan penyuluhan dan pengawasan secara rutin tentang bahaya penggunaan pengawet berbahaya berupa pelatihan yang harus diikuti oleh pedagang dan penjajah makanan, dan perlu dilakukannya sertifikasi uji layak sehat setelah masa pelatihan selesai dan telah mengikuti prosedur yang didapat pada saat pelatihan.
Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Boraks, Formalin.
Sumber: (2010-2022).